Grace Ling mengukuhkan statusnya sebagai salah satu yang patut diperhatikan dengan menghadirkan koleksi inovatif yang mengubah cara menjahit dan pakaian rajut. Label tersebut memadukan sensualitas dengan surealisme, memanfaatkan teknologi 3D untuk menciptakan bentuk pahatan — dan pendekatan desain yang berpikiran maju itulah yang membuat desainer tersebut menjadi finalis CFDA Vogue Fashion Fund.
Untuk koleksi Musim Semi/Panas 2025 merek tersebut, “Neanderthal,” elemen-elemen tersebut dihadirkan melalui gaun-gaun elegan, rok yang tampak tertiup angin, dan gaun mini serta korset berbahan logam yang mencolok. Ling ingin menonjolkan hubungan yang intim dan kompleks antara manusia dan ruang yang kita tempati, baik itu ruang terbuka yang alami atau kota-kota besar yang ramai.
Set panggung peragaan busana ini menampilkan bebatuan vulkanik berwarna hitam, lengkap dengan kabut yang menyelimuti para tamu saat para model berjalan di landasan pacu. Pada saat yang sama, cakrawala Kota New York tampak kontras dengan latar yang indah. Pemeran yang beragam dalam peragaan busana ini, termasuk Alex Consani, Precious Lee, mantan pemain WNBA Elizabeth Cambage, dan banyak lagi, memamerkan perpaduan antara busana siap pakai dan busana haute couture.
Palet warna netral yang bersahaja pada koleksi SS25 memungkinkan setiap siluet menjadi pusat perhatian. Setiap tampilan menampilkan beberapa ciri khas Grace Ling: keliman terstruktur, draping yang seksi, dan elemen teknis yang menonjol — seperti gaun logam cetak 3D yang mirip dengan sarang burung berkawat berduri. Namun untuk koleksi ini, sang desainer menampilkan kesan feminin yang baru: femininitas sebagai kekuatan. Dualitas ini mencerminkan elemen kontras pada setiap tampilan — meskipun tampak usang atau kasar pada pandangan pertama, pengerjaan murni Ling bersinar.
Jelajahi Grace Ling Musim Semi/Musim Panas 2025 di galeri di atas dan terus pantau Hypebeast untuk informasi lebih lanjut tentang New York Fashion Week.