Museum Iklim akhirnya mendapatkan rumah permanen di Hudson Yards, New York, yang akan dibuka pada tahun 2029 di lahan seluas 24.000 kaki persegi di 11th Avenue. Dikenal selama enam tahun pameran pop-up di seluruh kota, museum ini telah menarik 150.000 pengunjung ke tempat-tempat seperti Governors Island dan Rockefeller Center. Pamerannya, yang menampilkan seniman seperti Mona Chalabi dan David Opdyke, berupaya mengatasi perubahan iklim secara langsung.
Pendirinya Miranda Massie, mantan pengacara keadilan sosial yang terinspirasi oleh kehancuran akibat Badai Sandy pada tahun 2012, memandang langkah ini sebagai langkah menuju keterlibatan iklim yang lebih mendalam. “Ruang permanen ini akan memperkuat misi kami dalam mendorong dialog dan tindakan iklim,” katanya kepada Artnet.
FXCollaborative, arsitek di balik Museum Patung Liberty, akan merancang ruang tersebut, dengan tujuan menggabungkan keberlanjutan dan aksesibilitas. Terletak di antara Hudson Yards dan Javits Center, gedung ini diharapkan sebagai pusat kesadaran iklim publik. Namun, para kritikus, termasuk konsultan museum András Szántó, mempertanyakan dampak lingkungan dari pembangunan fasilitas baru untuk lembaga yang berfokus pada keberlanjutan. Massie berargumentasi bahwa seringnya relokasi muncul menimbulkan biaya karbon yang besar.
Bagi Massie, misi museum lebih penting daripada perdebatan. Tujuannya adalah untuk menciptakan platform yang langgeng untuk pendidikan dan tindakan iklim di kota yang sudah bergulat dengan dampak nyata dari pemanasan global.